Thursday 6 June 2013

Toyota Starlet, Si Mungil Yang Tak Lekang Zaman

                                                               toyota-starlet.info

"Gesit, Irit, Lincah dan Tak Lekang oleh waktu mungkin adalah ungkapan yang pas untuk kendaraan ini"

Bagi Anda keluarga kecil yang berencana ingin memiliki kendaraan pertama yang cocok untuk kebutuhan keluarga yang belum besar Toyota Starlet adalah sebuah pilihan rasional yang tidak boleh kesampingkan, bagaimana tidak kendaraan ini masih saja menjadi idola walaupun usianya sudah tidak lagi muda.

Gesit, Irit, Lincah dan Tak Lekang oleh waktu mungkin adalah ungkapan yang pas untuk kendaraan ini, dari segi model Stralet sangatlah kompak sehingga mudah dikendalikan dan dapat meliuk-liuk di belantara kota besar sekalipun, dengan mengusung kapasitas mesin yang tidak terlalu besar 1000 dan 1.300 cc membuatnya irit dalam hal konsumsi BBM.

Toyota Starlet sejarahnya merupakan generasi lanjutan dari Toyota Publica yang dikenal dengan Toyota Publica Starlet 40 Series pada Tahun 1973-1977 di Jepang, dalam bentuk Coupe 2 (dua) Pintu, model sedan 4 (empat) Pintu hadir satu bulan setelahnya dengan kapasitas mesin 1000 cc 2K dan 1200 cc 3K.

Model Hatchback yang kita kenal sekarang pada Toyota Starlet  hadir pada Tahun 1978-1984,  Mesin yang digunakan adalah 1000 cc, 1200 cc, atau 1300 cc. Starlet berpenggerak roda belakang ini di Jepang dipasarkan dalam trim level Standard, DX, XL, XL Lisse, S, dan SE.
Model awal memiliki lampu depan bulat, sedangkan model facelift Tahun 1980 hadir dengan lampu depan kotak. Untuk Tahun 1983, Starlet mendapat facelift kedua dengan lampu depan kotak dan grille baru, serta lampu belakang baru dengan pintu bagasi yang terbuka lebih rendah.

Starlet sekarang berpenggerak roda depan dengan mesin baru 12 valve 1000 cc 1E atau 1300 cc 2E. Di Jepang, Starlet 1300 cc ada yang menggunakan mesin injection 2E-E, dan turbo 2E-TELU. Starlet bermesin diesel 1500 cc juga dijual di Jepang dan beberapa negara Eropa.
Pada Tahun 1985, Starlet pertama yang dirakit diluar Jepang yaitu model EP70 1000 cc di Indonesia, setahun berikutnya juga dirakit model EP71 1300 cc.
Adanya sistem penggerak roda depan membuat Starlet sendiri menjadikan aksleasinya lebih responsif, lebih hemat bahan bakar, berat kendaraan lebih ringan dan kabin menjadi lebih lapang dikarenakan pemasangan mesin yang melintang.

Kisaran Tahun 1990-1998 Starlet 80 Series, dengan desain yang lebih membulat dari model sebelumnya dengan menggunakan Platform P80. Untuk pasar Jepang, Starlet mendapat mesin baru 16 valve 4E-F (karburator), 4E-FE (injection), dan 4E-FTE (injection, turbo). Starlet export tetap menggunakan mesin 1E, 2E, atau 2E-E. Mesin diesel 1N dipasang pada Starlet di Jepang dan beberapa negara di Eropa. Starlet untuk pasar Jepang dan Indonesia memiliki garnish pada bagasi sehingga pelat nomor belakang dipasang di bumper, sedangkan untuk negara-negara lainnya, pelat nomor dipasang pada panel bagasi karena tidak memiliki garnish. 

Di Indonesia, Starlet dipasarkan dalam variant 1.0 XL, 1.3 SE, dan 1.3 SE Limited yang kemudian menjadi 1.3 SE-G pada tahun 1992. SE-G memiliki interior yang mewah seperti X Limited, serta lampu belakang dan garnish seperti Gi dan GT versi facelift. Pada Tahun 1996, SE dan SE-G mendapat facelift kembali dengan kap mesin dan body kit yang sama seperti Gi. Model ini disebut Fantastic Starlet. Produksi Starlet 80-series di Jepang dihentikan pada bulan Desember 1995, tetapi diteruskan di Indonesia sampai Tahun1998.

Sampai saat  ini Starlet masih di buru selain dikarenakan alasan-alasan di atas kendaraan ini mudah dimodifikasi oleh mereka yang memang tidak menginginkan tunggangan yang standar, selain itu keberlimpahan sparepart serta brand image Toyota yang kuat membuat kendaraan ini memiliki harga jual yang tetap tinggi.
 
Nah, bagi Anda yang sedang mencari kendaraan tentu tidak salah mempertimbangkan yang satu ini.

* Tulisan di atas tentunya masih banyak kekurangan, apabila ada pembaca yang lebih paham kiranya dapat memberikan masukan agar dapat membuka cakrawala yang lebih luas.

2 comments: