Sering kali kita dihadapkan pada kesulitan
mengidentifikasi tipe-tipe BMW klasik yang banyak ditemui di jalanan.
Pasalnya, dari kasat mata tampilan R25, R26 dan R27 hampir sama.
Konstruksi bodinya sekilas tidak jauh berbeda, mengingat konfigurasi
mesin dan penggerak rodanya berupa gardan. Namun bila ditelaah lebih
dalam terdapat perbedaan yang bisa menjadi panduan kita misalnya untuk
membeli sesuai jenis yang kita inginkan. Soalnya, bisa saja kita
dimanipulasi penglihatan oleh modifikasi kawin silang ketiga jenis ini.
Nah, berikut ini beberapa perbedaan yang bisa dilihat melalui pengamatan kasar untuk mengetahui tipe-tipe tersebut.
Mesin
R25 & R26, bentuk mesinnya sama tidak mempunyai engine mounting. Kemudian dudukan platina yang menyatu dinamo ada di depan mesin.
R27, bentuk mesinnya lebih besar dan dudukan platina terpisah ada di sebelah atas kiri mesin serta diperkuat oleh lima buah engine mounting
Fork Depan
R25, memakai fork jenis teleskopik biasa
R26 & R27, pada bagian bawah fork dilengkapi dengan swingarm hingga pergerakannya lebih lembut
Suspensi Belakang
R25, plunger dengan posisi shockbreaker standar di tengah
R26 & R27, plunger namun posisi shockbreaker lebih tinggi
Sedangkan dari tahun pembuatan ketiga tipe tersebut dapat dibedakan menjadi :
R25 (1950-1956)
Mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 12 hp/5600 rpm, top speed 119 km/jam, dan berat 150 kg.
R25 pun masih terbagi atas tiga varian:
R25/1 (1950-51)
Cirinya: -Fork depan masih pakai model per
-Kopling masih pakai model per
-Diameter roda 19”
R25/2 (1951-1953)
Cirinya: Spesifikasi hampir sama dengan R25/1
R25/3 (1953-1956)
Cirinya : -Kopling sudah pakai model dekrup
-Fork depan sudah menggunakan oli
-Diameter roda 18”
R26 (1956-1960)
Mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 15 hp/6400 rpm, top speed 128 km/jam, berat 158 kg
R27 (1960-1966)
Diproduksi nulai tahun 1960-1966, mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 18 hp/7400 rpm, top speed 130 km/jam, berat 162 kg
Sumber: http://tundrace.com/motobikes/tips-mengenali-bmw-klasik/
Nah, berikut ini beberapa perbedaan yang bisa dilihat melalui pengamatan kasar untuk mengetahui tipe-tipe tersebut.
Mesin
R25 & R26, bentuk mesinnya sama tidak mempunyai engine mounting. Kemudian dudukan platina yang menyatu dinamo ada di depan mesin.
R27, bentuk mesinnya lebih besar dan dudukan platina terpisah ada di sebelah atas kiri mesin serta diperkuat oleh lima buah engine mounting
Fork Depan
R25, memakai fork jenis teleskopik biasa
R26 & R27, pada bagian bawah fork dilengkapi dengan swingarm hingga pergerakannya lebih lembut
Suspensi Belakang
R25, plunger dengan posisi shockbreaker standar di tengah
R26 & R27, plunger namun posisi shockbreaker lebih tinggi
Sedangkan dari tahun pembuatan ketiga tipe tersebut dapat dibedakan menjadi :
R25 (1950-1956)
Mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 12 hp/5600 rpm, top speed 119 km/jam, dan berat 150 kg.
R25 pun masih terbagi atas tiga varian:
R25/1 (1950-51)
Cirinya: -Fork depan masih pakai model per
-Kopling masih pakai model per
-Diameter roda 19”
R25/2 (1951-1953)
Cirinya: Spesifikasi hampir sama dengan R25/1
R25/3 (1953-1956)
Cirinya : -Kopling sudah pakai model dekrup
-Fork depan sudah menggunakan oli
-Diameter roda 18”
R26 (1956-1960)
Mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 15 hp/6400 rpm, top speed 128 km/jam, berat 158 kg
R27 (1960-1966)
Diproduksi nulai tahun 1960-1966, mesin 247 cc, diameter x langkah 68 mm x 68 mm, daya maksimum 18 hp/7400 rpm, top speed 130 km/jam, berat 162 kg
Sumber: http://tundrace.com/motobikes/tips-mengenali-bmw-klasik/
No comments:
Post a Comment